Harga lokal akan segera diumumkan, harap ditunggu!
Tahu
+86 021 5155-0306
bahasa:  

Kekuatan Pendorong di Balik Harga Tembaga, Aluminium, dan Nikel: Dampak Ganda Energi Baru dan Kebijakan Lingkungan

  • Feb 27, 2025, at 10:52 am
Harga global untuk nikel, tembaga, dan aluminium telah berfluktuasi tajam selama dua tahun terakhir. Dengan penerapan dalam infrastruktur energi terbarukan melalui kendaraan listrik (EV) dan sebagai sarana untuk mencapai tujuan keberlanjutan, logam-logam ini kini menjadi komoditas penting dalam permainan transisi energi. Namun, tekanan ganda dari permintaan energi baru dan regulasi hijau masih menjadi pendorong utama volatilitas harga mereka.

Harga global untuk nikel, tembaga, dan aluminium telah berfluktuasi secara liar selama dua tahun terakhir. Dengan penerapan dalam infrastruktur energi terbarukan melalui kendaraan listrik (EV) dan sebagai sarana untuk mencapai tujuan keberlanjutan, logam-logam ini kini menjadi komoditas penting dalam permainan transisi energi. Namun, tekanan ganda dari permintaan energi baru dan regulasi hijau tetap menjadi pendorong utama volatilitas harga mereka.

Ledakan Energi Baru: Pengaruh Utama pada Harga Tembaga, Aluminium, dan Nikel

Tembaga: Pilar Elektrifikasi

"Logam elektrifikasi" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tembaga karena konduktivitasnya yang tak tertandingi dan penerapannya dalam jaringan listrik. Permintaan tembaga meningkat pesat seiring pergeseran dunia menuju sistem energi yang lebih bersih, dengan penerapan yang tak tertandingi dalam instalasi energi terbarukan seperti turbin angin, panel surya, dan kendaraan listrik (EV).

International Copper Study Group (ICSG) memperkirakan bahwa permintaan global untuk tembaga dari energi terbarukan akan meningkat sekitar 30% pada tahun 2030. Sebagian besar pertumbuhan ini berasal dari peningkatan penggunaan tembaga dalam kendaraan listrik (EV), yang digunakan dalam kabel, baterai, dan sistem pengisian daya. Selain lonjakan adopsi EV yang diperkirakan akan mencapai 55% dari total penjualan mobil global pada tahun 2040 menurut International Energy Agency (IEA), harga tembaga semakin terdorong oleh kontribusinya terhadap revolusi hijau.

Aluminium: Juara Mobilitas Hijau yang Ringan

Aluminium yang tahan korosi dan berkilau adalah komoditas penting dalam pembuatan kendaraan listrik dan perangkat teknologi bersih. Industri otomotif adalah konsumen besar aluminium, dan mobil listrik dapat mengonsumsi dua hingga tiga kali lebih banyak aluminium dibandingkan kendaraan mesin pembakaran internal karena pengurangan berat. Permintaan EV untuk aluminium akan meningkat lebih dari 40% pada tahun 2030, menurut IEA.

Namun, kekhawatiran lingkungan terkait produksi aluminium telah menghasilkan aturan ketat di negara-negara industri besar seperti China, di mana peleburan aluminium disertai dengan jejak karbon yang besar. Dekarbonisasi telah menghasilkan produksi aluminium rendah karbon, yang meskipun mahal, semakin dicari karena produsen menargetkan tujuan keberlanjutan.

Nikel: Logam Kekuatan di Balik Penyimpanan Energi

Nikel juga berada di garis depan revolusi energi dunia karena digunakan dalam baterai lithium-ion, yang menggerakkan kendaraan listrik dan penyimpanan energi. Dengan meningkatnya permintaan kendaraan listrik di seluruh dunia, permintaan untuk nikel murni tinggi untuk memproduksi baterai kendaraan listrik juga meningkat. World Nickel Study memperkirakan bahwa industri baterai saja akan menghasilkan lebih dari 70% dari total permintaan nikel hingga tahun 2040.

Namun, peran nikel selama transisi energi tidak tanpa tantangan. Logam ini sebagian besar diekstraksi dari bijih sulfida nikel dan laterit, yang terakhir menjadi polutan lingkungan dengan jejak karbon tinggi dalam produksinya. Operator tambang dipaksa untuk menjalankan kegiatan yang lebih ramah lingkungan. Ketidakpastian pasokan dari produsen besar seperti Indonesia dan Filipina juga berkontribusi pada biaya nikel.

Regulasi Lingkungan yang Mempengaruhi Harga Logam

Regulasi emisi yang lebih ketat

Regulasi lingkungan yang dirancang untuk mengurangi emisi karbon dan mengendalikan pemanasan global secara signifikan memengaruhi harga logam seperti tembaga, aluminium, dan nikel. China, misalnya, telah memperkenalkan beberapa regulasi yang dirancang untuk menurunkan emisi sektor-sektor yang intensif energi seperti sektor logam. Ini termasuk pengurangan produksi aluminium selama waktu penggunaan energi puncak dan mempromosikan metode produksi yang lebih bersih.

Demikian pula, Green Deal Uni Eropa dan mekanisme penyesuaian perbatasan karbon (CBAM) mendorong produsen untuk lebih ramah lingkungan dengan memberlakukan tarif karbon pada impor dari negara-negara dengan undang-undang lingkungan yang lebih longgar. Langkah-langkah ini menambah biaya produksi, sehingga memengaruhi harga logam. Misalnya, ada premi rendah karbon untuk aluminium, dengan produsen bersaing untuk memenuhi standar hijau baru ini.

Peran Keuangan Hijau dan Regulasi ESG

Produsen logam dan investor semakin mempertimbangkan faktor Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG). Produk keuangan hijau seperti obligasi hijau dan dana hijau diterbitkan untuk mendanai perusahaan yang berorientasi hijau, misalnya, produksi logam hijau. Ini telah berkontribusi pada investasi dalam teknologi pemrosesan dan ekstraksi logam rendah karbon serta harga tembaga, aluminium, dan nikel.

Selain tindakan pemerintah, sebagian besar perusahaan multinasional melakukannya secara sukarela dengan mempertimbangkan keberlanjutan. Sektor otomotif, energi, dan elektronik kini membeli dari produsen logam dengan kinerja lingkungan tinggi. Semua pendorong ini menyerukan logam dengan emisi karbon rendah, sehingga memengaruhi harga pasar mereka.

Bagaimana SMM Mendukung Pasar Tembaga, Aluminium, dan Nikel

Sebagai salah satu sumber intelijen logam terkemuka, Shanghai Metals Market (SMM) adalah sumber media yang wajib dibaca untuk berita terkini dan analisis bagi perusahaan tembaga, aluminium, dan nikel. Liputan mendalam SMM tentang pasar logam menawarkan analisis otoritatif tentang tren harga, rantai pasokan, dan jadwal produksi yang wajib dibaca bagi perusahaan yang ingin memahami bisnis logam di era baru.

Misalnya, laporan mingguan SMM Copper menyediakan detail mendalam tentang pasar tembaga seperti pergerakan pasar spot, ukuran inventaris sosial domestik, dan berita impor tembaga serta produksi tembaga semi. Demikian pula, laporan mingguan SMM Aluminium memantau pergerakan harga ingot dan billet aluminium, dan laporan mingguan SMM Nickel memantau disintegrasi rantai pasokan, skenario permintaan, dan pergerakan harga.

Kesimpulan: Pasar yang Berkembang Dipengaruhi oleh Energi Hijau dan Kebijakan Iklim

Harga nikel, tembaga, dan aluminium lebih rentan terhadap efek keseluruhan dari peningkatan konsumsi energi baru dan undang-undang lingkungan yang lebih ketat. Meskipun dunia beralih ke sistem energi yang lebih hijau dan bersih, logam-logam ini sangat dibutuhkan untuk digunakan dalam kendaraan listrik, jaringan listrik terbarukan, dan jaringan penyimpanan energi. Permintaan yang meningkat untuk produksi yang lebih bersih, standar emisi yang lebih ketat, dan pentingnya faktor ESG juga menjadi penyebab fluktuasi harga.

  • Industri
  • Tembaga
  • Aluminium
  • Nikel
Obrolan langsung melalui WhatsApp
Bantu kami mengetahui pendapat Anda.